Padang (Sumbarpro)- Dalam menjaga intensitas dan keberlangsungan pendidikan di ponpes, pemerintah telah melakukan berbagai program bantuan dan evaluasi untuk perbaikan dan pembenahan dunia pesantren yang lebih baik di Indonesia.
Itulah mengapa, ponpes diharapkan bagaimana mampu menciptakan formula pembelajaran bahasa Arab menjadi kian menarik bagi santri. Seperti halnya santri yang berasal dari Jawa, yang tak sedikit melahirkan alumni pesantren yang memiliki animo tinggi mempelajari agama dan bahasa Arab hingga ke negara timur tengah.
“Dengan spirit itu tentu Sumbar juga semakin banyak mencetak santri muttafaquh fiddin,” demikian harapan Kakanwil saat membuka kegiatan Pembinaan Baca Kitab Kuning bagi Tenaga Pendidik PDF di Gedung lantai II Asrama Haji Tabing Padang, Senin (17/04).
Helmi menyebut Sumatera Barat bisa dikatakan terbilang baru menggunakan program PDF. Secara regulatif nomenklatur pendidikan PDF ini merupakan entitas pendidikan keagamaan yang bersifat untuk menghasilkan lulusan yang muttafaquh fiddin guna menjawab kelangkaannya era sekarang.
Disisi lain, Ia menyayangkan masih ada saja pondok yang hanya mengejar kuantitas santri semata tanpa memikirkan kualitas santri.
“Disinilah diperlukan semacam terobosan dan harus ada semacam kesepakatan dan penjaminan mutu pelajaran beragama. Kalau misalnya penjaminan mutu mapel Bahasa Arab, kita buat hal itu khususnya bahasa arab di ponpes. Jangan sampai santri lebih antusias mempelajari mata pelajaran umum ketimbang belajar agama khas ponpes, ” katanya.
Terkait hal itu, pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan pihak UIN Imam Bonjol Padang untuk dapat melakukan pendampingan serupa dalam mapel agama kedepan.
“Jika bantuan dan sejumlah program dari Kemenag belum maksimal mengakomodir segala kebutuhan di ponpes. Kami banyak maaf, ingatlah Allah yang akan membalas semua perjuangan dan dedikasi bapak dan ibu nanti,” pinta Kakanwil Helmi.
Helmi juga menambahkan pentingnya mengedepankan tiga peningkatan dalam pembelajaran di ponpes. Baik itu peningkatan dalam ranah kongnitif, peningkatan psikomotorik maupun ranah afektif yang berkaitan dengan sikap dan kepribadian santri.
“Orang yang belajar agama ibarat kertas putih, sedikit tercoreng langsung terlihat dan tersorot oleh orang lain, itulah mengapa pentingnya menjaga marwah dan eksistensi ponpes diakui ditengah masyarakat,” sebutnya.
Untuk itu, Kakanwil mengajak seluruh pihak di kalangan ponpes bisa menjaga amanah yang telah diberikan masyarakat hari ini.
Sebagai spirit, khusus untuk baca kitab kuning, pihaknya mengaku akan terus menstimulus dengan berbagai kegiatan dan program.
Kakanwil juga menyinggung tentang pergelaran Even musabaqah qiraatul kitab provinsi hingga nasional Tahun 2023 ini. Menurut Helmi MQK merupakan wadah kompetisi menjadi sebuah keniscayaan terhadap motivasi dan spirit tersendiri bagi santri dalam meningkatkan pengetahuan dan pembelajaran agama dan ilmu lainnya.
“Kendati MQK digelar satu kali dalam tiga tahun, bila perlu kedepan tiap tahun kita adakan untuk tingkat provinsi Sumbar,” katanya yang diaminkan seluruh peserta yang hadir.
Sebelumnya mewakili Kabid Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam (Papkis) Efrian selaku ketua tim Pendidikan Diniyah dan Kesetaraan dan Sistem Informasi menuturkan PDF diharapkan menjadi solusi alternatif menjadi wajah baru bagi pola pendidikan pesantren sejak dilaunching oleh secara nasional pada Tahun 2015 setelah terbitnya PMA nomor 13 Tahun 2014.
Program PDF ini merupakan dari upaya penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar sehingga berhak mendapatkan layanan dan predikat yang sama seperti halnya kelembagaan pendidikan formal lainnya, seperti madrasah dan sekolah.
Dalam laporannya, Efrian menambahkan Pembentukan Forum Komunikasi PDF dan SPM Provinsi Sumatera Barat sebagai Ketua H Zaki Munawwar LC PP Sumatera Thawalib Parabek.
“Insyaallah forum ini nanti akan dikukuhkan Kakanwil atau Gubernur setelah SK diterbitkan Kanwil Kemenag Sumbar,” ujarnya.
Turut hadir Ketua tim Pendidikan Diniyah dan Kesetaraan dan Ssistem Informasi Efrian, Ketua tim PD Pontren Yohanis dan Ketua Tim Diniyah dan Alquran Indra Gunawan, serta JFU Bidang Papkis Solmus, Fatmawati, Fauzyah. (vera)