Agam, Sumbarpro – Momen lebaran 1444 H mendatangkan berkah bagi produsen kue kering di Lubuk Basung. Setelah sempat sepi selama dua tahun akibat pandemi, permintaan akan kue kering kini kembali meningkat.
Seperti yang dialami DapoerPipit yang dikelola Pipit Ade Suryana, salah satu di antara produsen kue kering di Lubuk Basung, Kabupaten Agam.
DapoerPipit memproduksi kue kering seperti nastar, sultana, putri salju, sagu keju, stik kentang, kue bawang, tojin dan kue kering lainnya yang banyak diburu masyarakat untuk dijadikan kudapan saat lebaran nanti.
Bahkan, kata Pipit, ia sudah close order sejak beberapa hari lalu. Banyak yang kembali meminta agar bisa masuk list produksi kue kering tahun ini.
“Sebenarnya sudah close, tapi bagi pelanggan yang ngebet ingin dibuatin ya kami masih terima selagi masih belum mepet lebaran,” ujarnya, Sabtu (16/4/2023).
Pipit mengakui, permintaan kue kering tahun ini mengalami peningkatan drastis. Bahkan, dirinya merekrut empat tenaga tambahan pembuat kue kering.
“Saking ramainya permintaan, saya dibantu kerabat sebagai tenaga tambahan agar permintaan bisa diselesaikan tepat waktu,” ungkapnya.
Kendati ramai orderan, Pipit menyebut, ia lebih mementingkan kualitas produksi yang selalu dijaga dibandingkan kuantitas.
Dirinya khawatir pembuatan kue terlalu banyak membuat hasil tidak lagi maksimal.
“Tahun ini total kami membuat 166 toples kue kering pesanan pelanggan,” sebutnya.
Harga jual kue kering yang ditawarkan di DapoerPipit bervariasi, yakni mulai dari Rp80 ribu – Rp100 ribu per toples.
Pipit telah merintis usaha kue kering untuk lebaran sejak tahun 2017 silam.
Hal senada juga diutarakan Yanti, pemilik usaha Janna and Co di Lubuk Basung. Ia mengaku mendapat keberkahan tersendiri dari momen lebaran kali ini.
Meski tahun ini menjadi momen perdananya menerima orderan kue kering untuk lebaran, ia mengaku permintaan cukup lumayan.
Janna and Co memproduksi kue-kue lebaran jadul seperti kembang loyang, kue sapik, arai pinang dan sebagainya.
“Alhamdulillah, sejak awal Ramadan sudah ada yang pesan, hingga sekarang masih memproduksi meski kecil-kecilan,” ujarnya. (amc/*)